Senin, 02 Juni 2014

Aspek Hukum dalam Ekonomi - HAKI (Samsung S4 dan Replika)

indahnya menari



Indahnya Menari
          Menari adalah suatu seni menggerakan tubuh yang mewakili perasaan seseorang dan biasanya diiringi oleh berbagai alat musik. Indonesia mempunyai beragam tarian di setiap daerah dan mempunyai sejarah atau makna tersendiri pada setiap tarian.
          Pada tulisan ini saya akan berbagi cerita mengenai pengalaman saya menari tradisional. Setiap orang pasti pernah menari, entah tari tradisional ataupun modern. Menari itu tidak bisa dipaksakan karena menari menurut saya adalah suatu panggilan jiwa yang berarti jika kita menyukainya pasti kita bisa untuk melakukannya dan sebaliknya jika dari awal kita sudah tidak menyukainya maka akan buruk hasilnya.
          Sejak kecil saya sudah diperkenalkan dengan tarian tradisional, saat saya TK, saya mengikuti kegiatan menari dan beberapa kali tampil di acara seperti perpisahan dan di suatu Mall. Saat itu kalau saya tidak salah ingat ya, saya menarikan tarian kipas dan dinding pak dinding.
          Saat saya SD kelas 3, saya mengikuti les nari daerah di sanggar Tri Neka Gayatri. Awalnya saya takut tidak bisa mengikuti karena melihat sudah banyak yang bagus narinya. Setelah latihan terus dan selalu diberi semangat oleh orang tua, saya pun bisa mengikuti dengan baik. Saya hanya bertahan selama 2 tahun karena saya bosan maklum lah ya waktu itu saya masih kecil belum bisa berfikir panjang. Selama bergabung di sanggar saya sudah beberapa kali tampil di berbagai tempat dan menarikan tarian angin mamiri, lenggang nyai, dan jaipong.
          Setelah lama tidak menari, saya kembali menari saat SMP tetapi saya lupa apa nama tariannya. Saat itu saya juga mencoba modern dance dan beberapa kali tampil di acara sekolah. Menari tradisional dan modern mempunyai sensasi yang berbeda. Walaupun saya mengikuti modern dance, jiwa saya tetap ke tarian tradisional. Dan saya ingat dengan kalimat yang pernah diucapkan oleh salah satu pelatih saya yang bernama mas ari yaitu “kamu itu udah kebentuk di tarian daerah, jadi kalo ikut tari modern pasti masih kebawa jiwa daerahnya” kalimat itu saya tidak akan pernah lupa karena apa yang dibilang pelatih saya itu benar.
          Saat SMA, saya masih menari sejak awal masuk hingga lulus. Awal masuk sekolah, saat malam inagurasi Masa Orientasi Siswa (MOS) saya dipilih untuk mengisi acara dan menari kreasi, dan hanya diberi waktu latihan sekitar 3 hari. Saat saya kelas 10, saya menari di acara perpisahan dan menari tari kipas.
Saat saya kelas 11, saya mendapat jurusan IPS yang sesuai dengan pilihan saya. Pada pelajaran sosiologi kami disuruh membuat tugas kelompok yang berhubungan dengan materi sosiologi. Dan tugas ini berlaku untuk semua murid IPS kelas 11, tugasnya adalah menarikan 1 tarian daerah dan 1 kelompok harus ada cewe dan cowo. Akhirnya, saya mendapatkan kelompok yang beranggotakan 4 cewe dan 5 cowo, kami menarikan tarian ginjring party. Waktu untuk kami latihan sekitar 2 minggu, dan dari semua kelas IPS kelompok saya yang menjadi juara dengan nilai tertinggi. Saya juga menari di acara ulang tahun sekolah, dan saya menarikan tarian pesta rakyat. Jadi, terdapat sebuah cerita di suatu kampung yang menggelar pesta rakyat dan kami menari dengan latar belakang cerita tersebut.
Saat saya kelas 12, dimana saya harus fokus dengan Ujian Nasional yang akan segera dilakukan, tetapi saya masih dapat dipercaya untuk mengisi acara sekolah walaupun saya sudah kelas 12. Pada bulan Ramadhan, yayasan sekolah saya mengadakan buka bersama dan saya ikut berpartisipasi pada acara tersebut dengan menari shalawat badar, yaitu tarian bernuansa islami dan menggunakan alat musik rebana. Walaupun saat itu sedang puasa, kami tetap latihan seperti biasa, hanya waktu istirahatnya agak lebih lama dan kami berlatih selama 2 minggu dengan hasil yang sangat memuaskan.
Setelah saya melaksanakan Ujian Nasional, saya dan beberapa teman saya dipanggil langsung oleh Kepala Sekolah dan tidak disangka kami diminta langsung untuk menari pada acara ulang tahun sekolah. Tentu saya dan teman-teman menerima tawaran itu, karena selain mengisi waktu setelah ujian, kami pun merasa itu saat terakhir kami mengisi acara disekolah. Pada acara ulang tahun sekolah, saya menari tari topeng yang berasal dari Jawa Barat. Waktu latihan hampir sebulan karena tingkat kesulitanya lumayan sulit, terlebih lagi harus menari menggunakan topeng yang hanya terlihat mata saja, tetapi saya senang karena itu menjadi pengalam berharga saya menari menggunakan topeng.
Saat ini saya duduk di bangku perkuliahan, dan saya tidak mengikuti kegiatan menari karena saya tidak begitu tertarik mengikutinya di kampus. Tetapi jika ada tawaran untuk nari, mungkin akan saya terima walaupun saya belum hebat menarinya. Saya bersyukur karena sudah diperkenalkan seni tari, karena selain membentuk kepribadian, kita pun menjadi banyak punya teman.
Berikut beberapa foto yang saya punya saat persiapan menari :

Saat saya TK


Menari pesta rakyat - Acara Ulang Tahun Sekolah


Tari Topeng - Acara Ulang Tahun Sekolah



Tari Shalawat Badar - Buka Bersama Yayasan Sekolah saat Ramadhan


Tari Ginjring Party - Tugas Kelompok pelajaran Sosiologi
Sekian cerita saya mengenai beberapa pengalaman dalam menari, begitu indahnya tarian daerah yang ada di Indonesia. Saya berharap semoga generasi muda sekarang lebih mencintai budaya Indonesia dan tetap melestarikannya. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan ini. Terima Kasih.