Rabu, 13 Mei 2015

Laporan Hasil Audit Pemasaran



Depok, 10 Mei 2015

No                   : -
Lampiran         : 5 lembar
Perihal             : Laporan Hasil Audit Pemasaran

Kepada
Yth, Pemilik Mie XYZ
di Depok
Kami telah melakukan audit pemasaran pada perusahaan Mie XYZ, audit kami hanya untuk mengetahui tujuan dan strategi pemasaran perusahaan apakah sudah sesuai dengan lingkungan pemasaran yang dihadapi perusahaan, dan perencanaan perusahaan yang telah dibuat. Perencanaan merupakan proses untuk mengembangkan dan menjaga suatu tujuan dan kemampuan perusahaan. Dengan mempertimbangkan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam hubungannya dengan persaingan.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I   : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan audit yang didukung oleh temuan audit
Bab III : Rekomendasi
Ban IV : Ruang lingkup audit
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik.
Auditor



Fitri Liyani Nurvadila
Gendis Kusuma Wardani


BAB I
Informasi Latar Belakang

PT. XYZ (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. Merdeka, Depok Timur didirikan tahun 2002 sebagai perusahaan industri makanan yang didirikan oleh Bapak Markiyat.

Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk menilai bagaimana setiap program dilakukan untuk mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien serta menetapkan strategi pemasarannya sesuai lingkungan pemasaran yang dihadapi.  Jenis makanan utama yaitu:

a.       Aneka Mie Herbal
1.      Mie Hijau
2.      Mie Orange
b.      Makanan Olahan Herbal
1.      Mie Bakar Hotplate
2.      Mie Kering
3.      Nasi Hijau
c.       Aneka Minuman

Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
            Pemilik            : Markiyat

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:
1.      Menilai sistem pengendalian manajemen yang digunakan dalam pemasaran  produk.
2.      Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan sistem pengendalian manajemen yang ditemukan.




BAB II
KESIMPULAN AUDIT
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:
1.      Perkembangan dan kecenderungan demografis
2.      Produk baik dari segi pembelian bahan baku, pembuatan hingga kemasan
3.      Berorientasi baik dan sesuai dengan visi misi
4.      Pemasaran melakukan studi terhadap keinginan, sikap, dan perilaku pelanggan, sebagai upaya pemasaran
5.      Perusahaan telah menyusun upaya pemasarannya secara sistematis
6.      Lokasi yang kurang strategis dan jauh dari keramaian
7.      Penggunaan social media yang kurang aktif digunakan

Kriteria:
1.      Memberikan peluang atau ancaman
2.      Memenuhi peraturan pemerintah, dan telah diuji oleh LPPOM MUI dan Dinas Kesehatan.
3.      Konsisten dengan apa yang di rencanakan dan dijalankan
4.      Peranan hasil studi tersebut dalam penetapan program untuk memuaskan pelanggan
5.      Kedudukan organisasi pemasaran dalam struktur dan usaha pencapaian keberhasil perusahaan
6.      Letak yang tidak strategis
7.      Kurang efektifnya peran social media yang digunakan

Penyebab:
1.      Terdapat segmen market yang berbeda, dan perbedaan produk tergantung pada jenis usaha pemasaran
2.      Banyak makanan khususnya mie yang mengandung bahan pengawet dan sudah terpercaya dari berbagai instansi kesehatan
3.      Terorganisir dengan system yang ada
4.      Menyebar angket sebanyak 100 lembar kepada masyarakat mengenai apa yang diinginkan konsumen
5.      Membuat sebuah nama  perusahaan yang menarik
6.      Perusahaan ini kurang diketahui oleh banyak orang karena jauh dari keramaian dan hanya disekitar perumahan
7.      Hanya sebagian pelanggan yang mengetahui perusahaan dari social media, selebihnya dari mulut ke mulut

Akibat:
1.      Pelanggan pun tertarik dengan produk yang disajikan karena berbeda dengan mie yang lain dan pelanggan akan mencari dan kembali lagi
2.      Pelanggan dapat memilih dan  mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung pengawet yang bermanfaat bagi kesehatan
3.      Rencana bisnis yang selalu terus menerus berkembang
4.      Perusahaan dapat mengetahui keinginan pelanggan dan  perusahan selalu memperbaiki setiap kinerjanya
5.      Pelanggan tertarik dengan nama perusahaan yang unik,mudah diingat, sehingga banyak pelanggan yang datang
6.      Kebanyakan pelanggan yang datang hanya yang mengetahui lingkungan sekitar
7.      Pelanggan kurang informasi mengenai perusahaan tersebut

Daftar Ringkasan Temuan Audit
No
Kondisi
Kriteria
Penyebab
Akibat
1.
Perkembangan dan kecenderungan demografis
Memberikan peluang atau ancaman
Terdapat segmen market yang berbeda, dan perbedaan produk tergantung pada jenis usaha pemasaran.
Pelanggan pun tertarik dengan produk yang disajikan karena berbeda dengan mie yang lain dan pelanggan akan mencari dan kembali lagi.
2.
Produk baik dari segi pembelian bahan baku, pembuatan hingga kemasan.
Memenuhi peraturan pemerintah, dan telah diuji oleh LPPOM MUI dan Dinas Kesehatan.
Zamaan sekarang banyak makanan khususnya mie yang mengandung bahan pengawet dan sudah terpercaya dari berbagai instansi kesehatan
Pelanggan dapat memilih dan  mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung pengawet yang bermanfaat bagi kesehatan
3.
Berorientasi baik dan sesuai dengan visi misi
Konsisten dengan apa yang di rencanakan dan dijalankan
Terorganisir dengan system yang ada.
Rencana bisnis yang selalu terus menerus berkembang
4.
Pemasaran melakukan studi terhadap keinginan, sikap, dan perilaku pelanggan, sebagai upaya pemasaran
Peranan hasil studi tersebut dalam penetapan program untuk memuaskan pelanggan
Menyebar angket sebanyak 100 lembar kepada masyarakat mengenai apa yang diinginkan konsumen
Perusahaan dapat mengetahui keinginan pelanggan dan  perusahan selalu memperbaiki setiap kinerjanya
5.
Perusahaan telah menyusun upaya pemasarannya secara sistematis
Kedudukan organisasi pemasaran dalam struktur dan usaha pencapaian keberhasil perusahaan
Membuat sebuah nama  perusahaan yang menarik
Pelanggan tertarik dengan nama perusahaan yang unik,mudah diingat, sehingga banyak pelanggan yang datang
6.
Lokasi yang kurang strategis dan jauh dari keramaian
Letak yang tidak strategis
Perusahaan ini kurang diketahui oleh banyak orang karena jauh dari keramaian dan hanya disekitar perumahan
Kebanyakan pelanggan yang datang hanya yang mengetahui lingkungan sekitar
7.
Penggunaan social media yang kurang aktif digunakan
Kurang efektifnya peran social media yang digunakan
Hanya sebagian pelanggan yang mengetahui perusahaan dari social media, selebihnya dari mulut ke mulut
Pelanggan kurang informasi mengenai perusahaan tersebut



BAB III
Rekomendasi

Hasil audit yang telah dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang  menjadi perhatian perusahaan. Kelemahan tersebut terdiri dari :
1.      Kurangnya mempelajari tata letak atau lokasi perusahaan
2.      Kurang aktifnya peran social media untuk memasarkan produk
Atas beberapa kelemahan yang terjadi, maka kami berikan rekomendasi sebagai koreksi perusahaan yang dapat diambil dan diperbaiki.
Rekomendasi :
1.      Perusahaan harus lebih teliti dalam menentukan lokasi yang strategis agar lebih menarik simpati para pelanggan. Jika kami rekomendasikan yaitu dekat dengan keramaian atau tempat yang sekitarnya banyak dilakukan aktivitas setiap hari.
2.      Dengan lebih banyak menggunakan social media, memudahkan para pelanggan untuk datang dan mencoba produk perusahaan



BAB IV
Ruang Lingkup Audit

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi maslah pemasaran pada perusahaan Mie XYZ. Audit kami mencangkup penilaian atas kecukupan manajemen pemasaran yang bertugas memasarkan produk yang ada pada perusahaan Mie XYZ.

Kamis, 23 April 2015

Cara Mengatur Keuangan Bulanan Mahasiswa

Keuangan adalah suatu yang dibutuhkan oleh semua orang, namun tak semua orang bisa memanfaatkan uang dengan bijak, bahkan banyak yang terbuang begitu saja. Memiliki uang akan memberi seseorang sebuah kesempatan untuk mengambil keputusan, baik mereka sudah tua ataupun masih muda. Sebagai anak yang masih dibiayai oleh orang tua haruslah kita menghargai bagaimana jerih payah orang tua dalam mendapatkan uang untuk memenuhi segala kebutuhan kamu, termasuk salah satunya yang berkaitan dengan pendidikan kamu. 
Biasanya ketika beranjak kuliah, banyak di antara kalian yang mendapatkan uang saku secara berkala misalnya mingguan atau bulanan. Ketika mengalami situasi seperti ini, kamu dituntut untuk terampil dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran yang dibutuhkan. Jangan sampai pengeluaran yang terlalu banyak. Tidak jarang kamu mungkin mengalami kehabisan uang saku padahal “jatuh temponya” masih jauh. Tentunya hal ini akan berdampak pada kegiatan kamu ke depannya dimana kamu tidak dapat memenuhi kebutuhan kamu lainnya seperti makan.
Jika berada pada kondisi seperti ini, demi bertahan hidup, bisa saja kamu menghubungi orang tua untuk mendapatkan uang saku tambahan. Hal ini akan merepotkan kembali orang tua kamu nantinya.
Berikut Beberapa Cara Untuk mengatur Keuangan Mahasiswa dengan Baik :
1.      Mengelompokkan Pengeluaran
Pengeluaran mahasiswa bisa berbentuk pengeluaran rutin, misalnya untuk membayar sewa kamar (kos), biaya makan sehari-hari, pulsa, atau membeli buku yang menunjang pendidikan. Selain itu ada pula pengeluaran tidak rutin seperti biaya fotokopi, sewa Internet, jalan-jalan bersama teman, atau membeli majalah. Pengeluaran ini mungkin bervariasi untuk masing-masing orang.
Catatlah pengeluaran-pengeluaran tersebut, dan masukkan masing-masing biaya pengeluaran dalam sebuah amplop. Akan lebih baik jika kamu menyimpan struk atau bukti pembayaran yang kamu lakukan, gunanya adalah untuk memeriksa kembali pengeluaran-pengeluaran kamu pada akhir setiap bulannya.

2.      Batasi Pengeluaran
Untuk pengeluaran rutin, jumlahnya akan cenderung tetap setiap bulannya. Namun untuk pengeluaran tidak rutin, kamu harus disiplin untuk membatasi diri. Buatlah skala prioritas dari kebutuhan-kebutuhan itu. Misalnya, apabila biaya fotokopi atau Internet untuk menunjang kegiatan belajar melebihi anggaran, kamu harus mengurangi kebutuhan yang tidak terlalu penting, seperti  minum kopi di cafĂ© bersama teman-teman.
Intinya, jangan sampai kamu nombok (atau bahkan ngutang) hanya untuk memenuhi keinginan kamu. Hal itu bukan berarti kamu jadi pelit terhadap diri sendiri. Memberikan reward untuk diri sendiri boleh saja, asalkan kita bisa memastikan pengeluaran-pengeluaran yang penting untuk kegiatan kita sebagai mahasiswa sudah terpenuhi.

3.      Menabung
Sisihkan sebagian uang saku yang kamu terima untuk ditabung, pada saat kamu menerima uang itu. Jumlahnya tidak perlu terlalu besar, yang penting rutin dilakukan. Tabungan pun bisa berbentuk tabungan darurat dan tabungan untuk tujuan tertentu. Tabungan darurat adalah tabungan yang hanya digunakan untuk keadaan darurat, sedangkan tabungan untuk tujuan tertentu bisa digunakan untuk memenuhi keinginan kamu.
 Jadi, jika kamu ingin membeli pakaian yang agak mahal, membeli gadget terbaru, atau sebagai modal usaha kecil-kecilan, sebaiknya kamu lakukan dengan menyisihkan uang saku sedikit demi sedikit. Kalau menabung di bank dianggap terlalu ribet karena nominal yang ditabung tiap bulannya tidak besar, mengapa tidak menabung di celengan yang tidak mudah dibuka? Tabungan ini akan sangat bermanfaat apabila kamu sangat membutuhkan dana cepat, apalagi dalam keadaan darurat.
Refrensi :

Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian

       Saya ingin menceritakan pengalaman yang pernah saya alami selama kuliah di Universitas Gunadarma. Saya adalah mahasiswi semester 6, saya mempunyai prinsip bahwa selama kuliah jangan hanya menjadi mahasiswi yang hanya melakukan kegiatan di dalam kelas tetapi harus mempunyai kegiatan diluar kelas yang bermanfaat juga untuk kedepannya.
          Saya senang berorganisasi sejak di bangku SMP, dan sejak SMA berharap bisa bergabung sebagai anggota BEM pada saat kuliah. Saat saya semester 2, BEM FE UG membuka pendaftaran untuk calon anggota baru. Saya pun mendaftar sebagai anggota, berbagai macam tes tertulis, dan wawancara pun saya lakukan tetapi mungkin belum rezeki saya berada di BEM, saya pun tidak diterima di BEM FE UG.
          Saya pun masih berusaha untuk mencari kegiatan yang bermanfaat, dan saya pun mengikuti tes Assisten Laboratorium Manajemen Menengah karena pada saat saya praktik manajemen keuangan sangat menarik dan tidak membosankan dengan Pratik labnya. Saya mengikuti beberapa tahap seleksi tetapi saya berhenti sampai tes tertulis saja. Peminat lab ini pun sangat banyak dan saya pun gagal lagi.
          Tidak sampai disitu, saya pun masih berusaha. Sejak semester 2 saya sangat ingin bekerja di counter pendaftaran PPMB UG tapi baru ada kesempatan saat saya semester 5. Saat itu saya dapat info dari teman bahwa sedang ada open rekruitmen ppmb, saya pun sangat niat untuk mencobanya. Pada saat saya menyerahkan berkas ternyata itu bukan bagian counter pendaftaran ppmb ternyata adalah Tim Sekretariat Pameran & Kunjungan UG. Walaupun awalnya salah mengira, tapi saya teruskan saja, siapa tahu itu rezeki saya.
          Di Tim Sekretariat Pameran & Kunjungan UG saya melewati beberapa tahap seleksi, dari tes tertulis, presentasi, wawancara dengan anggota dan wawancara dengan dosen. Akhirnya semua seleksi telah saya lewati dan saat pengumuman saya pun diterima sebagai anggota Tim Sekretariat Pameran & Kunjungan UG divisi Admistrasi.
          Saya sangat senang dapat bekerja di Tim Sekretariat Pameran & Kunjungan UG yang dibawahi langsung oleh Wakil Rektor IV Universitas Gunadarma. Banyak pengalaman yang saya dapatkan, dan mungkin tidak didapat oleh mahasiswa lain. Pengalaman yang saya dapatkan adalah mengenal dosen-dosen yang sebelumnya saya belum kenal, membuat surat-surat penting, kunjungan ke SMA yang ada di jabodetabek, rapat bersama dosen dan mengikuti pameran pendidikan. Saya sangat senang kalau bisa berangkat ke pameran pendidikan, selain memperkenalkan Universitas Gunadarma, saya pun dapat berinteraksi dengan banyak orang dari anak SMA sampai Orang Tua yang menemani anaknya dating ke pameran.
          Saya merasa bangga jika saya masuk ke dalam lingkungan tempat dimana saya menuntut ilmu. Jadi tidak hanya menuntut ilmu, saya pun bisa menguntungkan bagi kampus dengan cara bekerja disana. Pengalaman selama kuliah pasti akan bermanfaat saat saya sudah bekerja nanti.
          Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama, tetapi kembali kepada diri kita sendiri. Apakah ingin atau tidak melakukanya. Dan saya percaya dengan peribahasa “bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian” dibalik saya tidak diterima dari berbagai seleksi pada akhirnya saya pun diterima untuk bekerja di Tim Sekretariat Pameran & Kunjungan UG.

          Demikian pengalaman yang sudah saya dapatkan, semoga menjadi semangat bagi teman-teman yang membaca ini, tetap berusaha dan kurangi rasa pesimismu. Jika hati sudah merasa siap, semua akan berjalan dengan sendirinya.

Selasa, 21 April 2015

adjective and adverb

Definitions

An adjective is a word or set of words that modifies (i.e., describes) a noun or pronoun. Adjectives may come before the word they modify.
Examples:
That is a cute puppy.
She likes a high school senior.
Adjectives may also follow the word they modify:
Examples:
That puppy looks cute.
The technology is state-of-the-art.
An adverb is a word or set of words that modifies verbs, adjectives, or other adverbs.
Examples:
He speaks slowly (modifies the verb speaks)
He is especially clever (modifies the adjective clever)
He speaks all too slowly (modifies the adverb slowly)
An adverb answers how, when, where, or to what extent—how often or how much (e.g., daily, completely).
Examples:
He speaks slowly (answers the question how)
He speaks very slowly (answers the question how slowly)
Rule 1. Many adverbs end in -ly, but many do not. Generally, if a word can have -ly added to its adjective form, place it there to form an adverb.
Examples:
She thinks quick/quickly.
How does she think? Quickly.

She is a quick/quickly thinker.
Quick is an adjective describing thinker, so no -ly is attached.

She thinks fast/fastly.
Fast answers the question how, so it is an adverb. But fast never has -ly attached to it.

We performed bad/badly.
Badly describes how we performed, so -ly is added.
Rule 2. Adverbs that answer the question how sometimes cause grammatical problems. It can be a challenge to determine if -ly should be attached. Avoid the trap of -ly with linking verbs, such as taste, smell, look, feel, etc., that pertain to the senses. Adverbs are often misplaced in such sentences, which require adjectives instead.
Examples:
Roses smell sweet/sweetly.
Do the roses actively smell with noses? No; in this case, smell is a linking verb—which requires an adjective to modify roses—so no -ly.

The woman looked angry/angrily to us.
Did the woman look with her eyes, or are we describing her appearance? We are describing her appearance (she appeared angry), so no -ly.

The woman looked angry/angrily at the paint splotches.
Here the woman actively looked (used her eyes), so the -ly is added.

She feels bad/badly about the news.
She is not feeling with fingers, so no -ly.
Rule 3. The word good is an adjective, whose adverb equivalent is well.
Examples:
You did a good job.
Good describes the job.

You did the job well.
Well answers how.

You smell good today.
Good describes your fragrance, not how you smell with your nose, so using the adjective is correct.

You smell well for someone with a cold.
You are actively smelling with your nose here, so use the adverb.
Rule 4. The word well can be an adjective, too. When referring to health, we often use well rather than good.
Examples:
You do not look well today.
I don't feel well, either.
Rule 5. Adjectives come in three forms, also called degrees. An adjective in its normal or usual form is called a positive degree adjective. There are also the comparative and superlative degrees, which are used for comparison, as in the following examples:
Positive Comparative Superlative
sweet sweeter sweetest
bad worse worst
efficient more efficient most efficient
A common error in using adjectives and adverbs arises from using the wrong form of comparison. To compare two things, always use a comparative adjective:
Example: She is the cleverer of the two women (never cleverest)
The word cleverest is what is called the superlative form of clever. Use it only when comparing three or more things:
Example: She is the cleverest of them all.
Incorrect: Chocolate or vanilla: which do you like best?
Correct: Chocolate or vanilla: which do you like better?
Rule 6. There are also three degrees of adverbs. In formal usage, do not drop the -ly from an adverb when using the comparative form.
Incorrect: She spoke quicker than he did.
Correct: She spoke more quickly than he did.
Incorrect: Talk quieter.
Correct: Talk more quietly.
Rule 7. When this, that, these, and those are followed by a noun, they are adjectives. When they appear without a noun following them, they are pronouns.
Examples:
This house is for sale.
This is an adjective.

This is for sale.
This is a pronoun

Refrensi :
http://www.grammarbook.com/grammar/adjAdv.asp 

Rabu, 15 April 2015

Tugas Softskill Bulan Ke-2 Bahasa Inggris Bisnis 2

Exercise 26 page 107
  1. Well
  2. Intense
  3. Brightly
  4. Fluent
  5. Fluently
  6. Smooth
  7. Accurately
  8. Bitter
  9. Soon
  10. Fast
Exercise 27 page 109
  1. Terrible
  2. Well
  3. Good
  4. Calmly
  5. Sick
  6. Quickly
  7. Diligently
  8. Vehemenly
  9. Relaxed
  10. Noisy

Exercise 28 page 114
  1. As soon
  2. More Important
  3. As well as
  4. More Expansive
  5. As hot as
  6. More Talented
  7. More Colorfull
  8. Happier
  9. Worse
  10. Faster
 Exercise 29 page 114
  1. Than
  2. Than
  3. Form
  4. Than
  5. As
  6. Than
  7. As
  8. Than
  9. Than
  10. Form

Exercise 30 page 117
  1. Better
  2. Happiest
  3. Faster
  4. Creamiest
  5. More Colorfull
  6. Better
  7. Good
  8. More Awkward
  9. Least
  10. Prettier
  11. The Best
  12. From
  13. Less Impressive
  14. The sticker
  15. When
  16. Twice More Than
  17. Few
  18. Much
  19. farthest
  20. More Famous
Exercise 31 page 118
  1. Twelve Stories
  2. Language
  3. There Act
  4. Two Days
  5. 79 Pieces
  6. Five Shelves
  7. 16 Ounces
  8. Six Quarts
  9. Bricks
  10. Ten Speeds

Exercise  32 page 120
  1. Enough People
  2. French Enough
  3. Enough Time
  4. Fast Enough
  5. Soon Enough
  6. Early Enough
  7. Hard Enough
  8. Enough Slowly
  9. Enough Flour
  10. Enough Books