Sabtu, 07 Juni 2014
Senin, 02 Juni 2014
indahnya menari
Indahnya Menari
Menari
adalah suatu seni menggerakan tubuh yang mewakili perasaan seseorang dan biasanya
diiringi oleh berbagai alat musik. Indonesia mempunyai beragam tarian di setiap
daerah dan mempunyai sejarah atau makna tersendiri pada setiap tarian.
Pada
tulisan ini saya akan berbagi cerita mengenai pengalaman saya menari
tradisional. Setiap orang pasti pernah menari, entah tari tradisional ataupun
modern. Menari itu tidak bisa dipaksakan karena menari menurut saya adalah
suatu panggilan jiwa yang berarti jika kita menyukainya pasti kita bisa untuk
melakukannya dan sebaliknya jika dari awal kita sudah tidak menyukainya maka
akan buruk hasilnya.
Sejak
kecil saya sudah diperkenalkan dengan tarian tradisional, saat saya TK, saya
mengikuti kegiatan menari dan beberapa kali tampil di acara seperti perpisahan
dan di suatu Mall. Saat itu kalau saya tidak salah ingat ya, saya menarikan
tarian kipas dan dinding pak dinding.
Saat
saya SD kelas 3, saya mengikuti les nari daerah di sanggar Tri Neka Gayatri. Awalnya
saya takut tidak bisa mengikuti karena melihat sudah banyak yang bagus narinya.
Setelah latihan terus dan selalu diberi semangat oleh orang tua, saya pun bisa
mengikuti dengan baik. Saya hanya bertahan selama 2 tahun karena saya bosan
maklum lah ya waktu itu saya masih kecil belum bisa berfikir panjang. Selama
bergabung di sanggar saya sudah beberapa kali tampil di berbagai tempat dan
menarikan tarian angin mamiri, lenggang nyai, dan jaipong.
Setelah
lama tidak menari, saya kembali menari saat SMP tetapi saya lupa apa nama
tariannya. Saat itu saya juga mencoba modern dance dan beberapa kali tampil di
acara sekolah. Menari tradisional dan modern mempunyai sensasi yang berbeda.
Walaupun saya mengikuti modern dance, jiwa saya tetap ke tarian tradisional.
Dan saya ingat dengan kalimat yang pernah diucapkan oleh salah satu pelatih
saya yang bernama mas ari yaitu “kamu itu udah kebentuk di tarian daerah, jadi
kalo ikut tari modern pasti masih kebawa jiwa daerahnya” kalimat itu saya tidak
akan pernah lupa karena apa yang dibilang pelatih saya itu benar.
Saat
SMA, saya masih menari sejak awal masuk hingga lulus. Awal masuk sekolah, saat
malam inagurasi Masa Orientasi Siswa (MOS) saya dipilih untuk mengisi acara dan
menari kreasi, dan hanya diberi waktu latihan sekitar 3 hari. Saat saya kelas
10, saya menari di acara perpisahan dan menari tari kipas.
Saat saya
kelas 11, saya mendapat jurusan IPS yang sesuai dengan pilihan saya. Pada
pelajaran sosiologi kami disuruh membuat tugas kelompok yang berhubungan dengan
materi sosiologi. Dan tugas ini berlaku untuk semua murid IPS kelas 11, tugasnya
adalah menarikan 1 tarian daerah dan 1 kelompok harus ada cewe dan cowo.
Akhirnya, saya mendapatkan kelompok yang beranggotakan 4 cewe dan 5 cowo, kami
menarikan tarian ginjring party. Waktu untuk kami latihan sekitar 2 minggu, dan
dari semua kelas IPS kelompok saya yang menjadi juara dengan nilai tertinggi.
Saya juga menari di acara ulang tahun sekolah, dan saya menarikan tarian pesta
rakyat. Jadi, terdapat sebuah cerita di suatu kampung yang menggelar pesta
rakyat dan kami menari dengan latar belakang cerita tersebut.
Saat saya
kelas 12, dimana saya harus fokus dengan Ujian Nasional yang akan segera dilakukan,
tetapi saya masih dapat dipercaya untuk mengisi acara sekolah walaupun saya
sudah kelas 12. Pada bulan Ramadhan, yayasan sekolah saya mengadakan buka
bersama dan saya ikut berpartisipasi pada acara tersebut dengan menari shalawat
badar, yaitu tarian bernuansa islami dan menggunakan alat musik rebana.
Walaupun saat itu sedang puasa, kami tetap latihan seperti biasa, hanya waktu
istirahatnya agak lebih lama dan kami berlatih selama 2 minggu dengan hasil
yang sangat memuaskan.
Setelah
saya melaksanakan Ujian Nasional, saya dan beberapa teman saya dipanggil
langsung oleh Kepala Sekolah dan tidak disangka kami diminta langsung untuk
menari pada acara ulang tahun sekolah. Tentu saya dan teman-teman menerima
tawaran itu, karena selain mengisi waktu setelah ujian, kami pun merasa itu
saat terakhir kami mengisi acara disekolah. Pada acara ulang tahun sekolah,
saya menari tari topeng yang berasal dari Jawa Barat. Waktu latihan hampir
sebulan karena tingkat kesulitanya lumayan sulit, terlebih lagi harus menari
menggunakan topeng yang hanya terlihat mata saja, tetapi saya senang karena itu
menjadi pengalam berharga saya menari menggunakan topeng.
Saat ini
saya duduk di bangku perkuliahan, dan saya tidak mengikuti kegiatan menari
karena saya tidak begitu tertarik mengikutinya di kampus. Tetapi jika ada
tawaran untuk nari, mungkin akan saya terima walaupun saya belum hebat
menarinya. Saya bersyukur karena sudah diperkenalkan seni tari, karena selain
membentuk kepribadian, kita pun menjadi banyak punya teman.
Berikut
beberapa foto yang saya punya saat persiapan menari :
Saat saya
TK
Menari
pesta rakyat - Acara Ulang Tahun Sekolah
Tari
Topeng - Acara Ulang Tahun Sekolah
Tari
Shalawat Badar - Buka Bersama Yayasan Sekolah saat Ramadhan
Tari
Ginjring Party - Tugas Kelompok pelajaran Sosiologi
Sekian
cerita saya mengenai beberapa pengalaman dalam menari, begitu indahnya tarian daerah
yang ada di Indonesia. Saya berharap semoga generasi muda sekarang lebih
mencintai budaya Indonesia dan tetap melestarikannya. Mohon maaf bila ada
kesalahan dalam penulisan ini. Terima Kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)